Kampus STIT Al-Marhalah dari awal perkuliahan sudah menerapkan pedoman transliterasi dengan panduan dari Mcgill university
Wajah Bekasi, 28 November 2022,Pada kesempatan kali ini mewawancara Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam STIT Al-Marhalah Al-Ulya Bapak Ust Dr. Zamakhsari, MA, Pd, meskipun wawancara yang kami lakukan ketika tengah menyidang skripsi mahasiswa.
Baik langsung saja ada beberapa pertanyaan yang akan kami ajukan
Pertanyaan pertama, Apa yang menjadi pembeda Skripsi Tahun ini dengan tahun-tahun sebelumnya, dan apa syarat-syarat seorang Mahasiswa untuk mengajukan skripsi?
”Yang pertama adalah skripsi itu harus mencakup daripada rumpun agama dan pendidikan, karena Prodi P. A. I (Pendidikan Agama Islam), tema-tema yang berkaitan pada skripsi itu disesuaikan apakah pada Qur’an, Hadits, Fiqh, SKI, Bahasa Arab, Aqidah,dan itu harus mencakup Lima Rumpun dalam P.A.I,yang Kedua bahwasanya Mahasiswa terus kita coba untuk atau senantiasa diberikan masukan karena di kampus kita adalah Pendidikan jadi sudah automatis menyentuh ranah-ranah pendidikan secara pure, Pendidikan itu kan sangat luas yah,bisa dengan metodologi Kualitatif,Kuantitatif,jadi secara garis besar Prodi P.A.I itu dalam pembuatan skripsi sudah pasti menyentuh aspek pendidikan Agama Islam dan rumpun pendidikan, perlu diketahui yang tidak diperbolehkan pada tahun akademik sekarang dan kedepannya jangan seperti tahun-tahun belakang yakni mengambil tema-tema akhlak, karena apa? Ranah akhlak sudah beberapa tahun sangat banyak di jadikan skripsi,maka diusahakan kita meminimalisir yang ketiga harus tau juga dalam Prodi P.A.I Mahasiswa sangat dianjurkan bahkan dituntut melakukan penilitian lapangan, jadi data-data yang diperoleh benar-benar data yang empiris, dan data-data yang betul-betul dari lapangan semisal wawancara,observasi langsung,dan sebisa mungkin mahasiswa diharapkan menggunakan metodologi kuantitatif, kemudian yang ke empat nah ini yang membedakan skripsi di STIT Al-Marhalah Al-Ulya dengan kampus lain bahwasanya Marhalah masih menjunjung tinggi daripada background Pesantren, jadi diusahakan para mahasiswa nantinya dalam pembuatan skripsi menyentuh kontribusi-kontribusi keilmuan yang bisa dibaca dengan enak, maksudnya bukan hanya sekedar buat makalah selesai mengambil atau mengutip asal, jadi sudah semesetinya yang kita butuhkan mahasiswa harus memberikan kontribusi apa nih yang memang secara kewajiban akan disumbangsihkan dari si mahasiswa, jadi begitu secara umum dari hasil penelitian mahasiswa baik secara konsep wabilkhususnya di semester delapan, dan itu tentunya pada mata kuliah BKI (Bimbingan Karya Ilmiah) sebagai pendahuluan maksudnya agar mahasiswa memiliki suatu cara pandang atau pemikiran ketika nantinya membuat skripsi”. Jawab Pak Ustadz yang Disertasi S3 mengangkat tentang Pluralisme Agama dikalangan Mahasiswa.
Pertanyaan kedua ya Pak, kami dengar Info ada Turnitin ya Pak, apakah baru tahun ini saja Kampus STIT Al-Marhalah Al-Ulya menggunakan Aplikasi Turnitin dan adakah pengaruhnya terhadap kualitas seorang sarjana nantinya Pak?
”iya betul, Turnitin itu kita mengikuti standarisasi PTKIS (MANAJEMEN MUTU PERGURUAN TINGGI KEAGAMAAN ISLAM SWASTA), dan itu jadi barometer kita adalah UIN Baik yang Bandung maupun Jakarta maka setiap kampus wajib menggunakan atau menyelenggarakan untuk para mahasiswanya yang akan mengikuti serangkaian penyusunan sampai ke sidang skripsi, kami memberikan sebuah kelonggaran kurang lebih 30% dari pembuatan,penyusanan skripsi mahasiswa, artinya apa? Plagiasi yang dilakukan seorang mahasiswa yang tengah menempuh skripsi jangan melebihi dari 50% kuitipan atau plagiasi itu, jadi usahakan datanya benar-benar orisinil belum kepada tahapan berikutnya yaitu melihat parafasenya dan itu terus kami cek tujuanya agar tidak terdeksi oleh aplikasi Turnitin, maka muncul pertanyaan kapan dimulainya pengecekan lembar-lembar skripsi yang di ajukan dengan aplikasi Turnitin? Di tahun-tahun yang lalu sebetulnya sudah kita mulai, hanya di tahun akademik ini kita akan lebih menggalakannya dengan maksud tujuan agar para mahasiswa betul-betul serius menyusun skripsi dan bukan hanya copypaste, dapat dikatan tahun ini lebih baik”.
Pertanyaan berikutnya ya Pak Ustadz, menyadari betul di kampus Kita ini kan tidak semua paham IT Sebagai bahan pertimbangan hasil Monev beberapa waktu lalu di point empat dan lima yah katakanlah harus ada perpustakaan online dan sempat ada masukan dari beberapa mahasiswa bagaimana skripsi yang sudah jadi dan lolos dari turnitin dan memenuhi kualifikasi 30% itu bisa masuk ke media online atau website kampus untuk bahan pembelajaran para mahasiswa, nah maksud pertanyaan saya bagaimana mengantisipasi mahasiwa/i yang Gaptek yang nantinya akan mengalami banyak kendala ketika menyusun skripsi Pak?
”Iya dalam penyusunan skripsi kami serahkan kepada mahasiswa yang bersangkutan ya, jadi mahasiswa dituntut mampu atau mengerti ke IT-an, minimal ya tidak harus menguasai Microsoft Word yah bisa menlayout, page layout si mahasiswa bisa, ukuran kertasnya, halamanya, footnote nya dan seterusnya, nah untuk mahasiswa yang akan di turnitinkan skirpsinya secara prosedur di serahkan kepada TU/BAAK jadi tugas TU/BAAK memang akan cek berapa persen tingkat plagiasinya nah sehingga kalau sudah memenuhi standart 30% maka layak untuk di ujikan, jika belum memenuhi standarisasi secara kewajiban mahasiswa nya membuat parafase agar tidak terdeteksi aplikasi Turnitin, dan itu merupakan tantangan besar bagi mahasiswa, yah memang mahasiswa bukan hanya sekedar menyelesaikan skripsi dan harus ada cek plagiasi dengan aplikasi turnitin” jawab beliau seorang dosen yang pernah membuat tesis berjudul REKONSTRUKSI PEMIKIRAN MULLĀ SADRĀ DALAM INTEGRASI KEILMUAN (Membangun Pendidikan Integratif Nondikotomik).
jawab Pak Ustadz Dr. Zamakhsari, MA, Pd atau yang akrab disapa bang jame.
Reporter
Afrizal Nurmansyah&Gorby Saputra