Sekolah Sungai Adalah Sebuah Jawaban

Oleh Dedi Kurniawan, S. Sos aka Jhon Smokers
Tantangan Bekasi pada khususnya dan Dunia pada umum nya adalah menuju trend bagaimana menyelamatkan kan umat manusia dari ancaman Ekologis (ecological threat) yang mempunyai efek bola salju yaitu bencana alam (natural disasters) akibat perubahan iklim atau Climate Change.
Di berbagai wilayah di dunia semua pemimpin mulai membahas issue tentang bagaimana menurunkan kenaikan suhu bumi yang diperkirakan para ahli akan naik 1,5 derajat celcius pada tahun 2040 mendatang. Bayangkan, akibat kenaikan suhu tersebut, beberapa negara akan hilang tenggelam.
Terkonfirmasi dengan telah tenggelamnya perkampungan di teluk Jakarta. Dan di Bekasi 400 hektar rumah dan tambak ikan penduduk pesisisr Muara Gembong tenggelam.
Hal ini pernah di utarakan oleh Ridwan Kamil Gubernur Jabar pada sebuah acara di Hotel Horizon Bandung awal november 2021 dalam acara Bangkit Jabar.
Dan ini berarti kemunduran peradaban.
Dari paparan mukadimah di atas dapat dengan mudah disimpulkan bahwa semua umat manusian dan semua pemimpin bangsa sudah tidak lagi berbicara tentang persiapan akan perang Dunia ketiga.
Namun, lebih ke persamaan persepsi strategi bagaimana menurunkan tingkat emisi Karbondioksida yang dihasilkan dari gas rumah kaca dan pengurangan penggunaan energi fosil agar Kiamat tak datang lebih "awal" .
Salah satu cara agar suhu tetap stabil adalah dengan melestarikan pepohonan penghasil Oksigen yang banyak terdapat di Hutan hujan Tropis seperti di Amazon, Borneo dan tak terkecuali di Bekasi itu sendiri. Hutan dapat sangat terjaga karena pasokan airnya cukup dari Rawa rawa (wet land) maupun Sungai/Kali itu sendiri.
Kesimpulan sederhananya adalah apabila Sungai (termasuk pepohonan di wilayah Urban) lestari. Maka tingkat kenaikan suhu Bumi akan melambat dan itu berarti bencana seperti banjir dan longsor dapat kita kurangi karena hal itu dapat menyebabkan kerusakan tanaman padi dan sangat mumpuni dalam memiskinkan orang secara otomatis dan kelaparan akan mengikuti kemudian.
Dari berbagai data instansi maupun NGO resmi 73% dari ribuan Sungai/Kali yang ada di Indonesia rusak dengan skala berat, sedang, maupun ringan dan itu mengindikasikan bahwa sungai memegang peranan penting dalam menopang fondasi tumbuhan dalam siklus Bencana.
Padahal apabila kita concern, Sungai adalah sumber daya alam yang tak pernah habis dan merupakan sumber pangan bagi kehidupan manusia sejak ada peradaban.
Tantangan masa depan adalah menyiapkan bekal dan mendidik anak bangsa agar menjadi personal yang tangguh dalam menghadapi bencana (pelatihan water rescue) , mengurangi /mitigasi bencana dan bertahan pasca bencana. Dalam sekolah Sungai dengan kurikulum persentase 80% praktek dan 20% teori akan mampu menjawab tantangan ke depan. Sekolah Sungai adalah embrio dalam rangka menciptakan pribadi yang mampu menjadi seorang penjaga alam secara sistematis, terstruktur, massif.
Penulis adalah Direktur Kajian Strategis #bambufoundation