Program Studi MARS Universitas Respati Indonesia sukses Gelar Seminar Nasional Hospitalpreuners
JAKARTA– wajahbekasi.com , Program Studi (Prodi) MARS Universitas Respati Indonesia (Urindo) telah sukses Seminar Nasional Hospitalpreuners ke-2 bertema ‘Hospitalpreuners In Disrupsion Era’, bertempat di Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Sabtu (1/7/2018). Seminar Nasional ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan rutin yang diadakan oleh mahasiswa program MARS Urindo Jakarta.
Disampaikan Rektor Universitas Respati Indonesia Jakarta, Prof.Dr. Tri Budi W. Rahardjo,drg.MS, Hospitalpreneur adalah suatu bentuk sikap dalam membaca kondisi yang terjadi didalam hal pelayanan kesehatan terkini dan bagaimana menyikapi.
“Seperti yang sudah disampaikan dalam Seminar,selama ini kurikulum diperguruan tinggi itu masih berorientasi pada prinsip industry System 3.0 pada klien dan orientasinya sudah bagus. Sekarang ini dalam mengubah kurikulim dalam mengembangkan pendidikan, itu mau tidak mau harus yang 4.0 , yang dimaksud 4.0 itu harus masuk dalam Digitalisasi,fokus dan cepat dalam system pembelajarannya ,” ungkap Tri Budi W. Rahardjo ,Selasa (17/7/2018).
Menurutnya, seorang hospitalpreneur tidak akan takut terhadap perubahan yang terjadi, melainkan melihat perubahan tersebut sebagai sebuah tantangan sekaligus sebagai peluang untuk lebih mengembangkan usahanya. Perkembangan hospitalpreneur di Indonesia saat ini sudah semakin meningkat, dilihat dari respon masyarakat ke rumah sakit sangat tinggi yang mengharapkan adanya inovasi terobosan kewirausahaan dalam peningkatan kualitas rumah sakit.
“Tentunya, kita tidak bisa masuk didalam pelayanan rumah sakit yang sangat kompetitif. Bagaimana mempersiapkan mahasiswa MARS Urindo ini dan praktek itu harus lebih banyak . kalau benar-benar mau berkwalitas didalam managemen Rumah Sakit , tentunya harus banyak praktek dilapangan,” tuturnya.
Seminar Nasional ini mengundang pembicara dari dalam dan luar negri seperti akademisi dan praktisi bisnis Indonesia sekaligus pendiri Rumah Perubahan, Prof Rhenald Kasali, Pembicara dari Malaysia, dan Peserta Hospitalpreneurs in Disruption Era berasal dari berbagai kalangan baik mahasiswa, direktur rumah sakit, pemilik rumah sakit, dan masyarakat umum dan akan dibuka oleh Rektor Universitas Respati Indonesia Prof DR drg Tri Budi W Rahardjo MS.
Ditempat yang sama, Praktisi Bisnis Indonesia Sekaligus pendiri Rumah Perubahan, Prof. Rhenald Kasali menyampaikan, Wajah industry sekarang ini berbeda dengan wajah industry 20 tahun lalu, kalau orang tidak paham apa yang terjadi, dia hanya bisa mengeluh , menyalahkan dan mencari kambing hitam. Daya beli turunlah.
“Lihat saja, statmen- statmennya seperti itu. Padahal ketika kita menunjuk orang lain ada pihak yang salah, kita harus intropeksi diri dalam membenahi suatu managemen dan lain halnya. Kenapa Siloam Hospitas bisa sukses dengan BPJS pasiennya menengah kebawah, karena Hospitalsnya begitu megah dan bisa sejahtera,
“kita harus banyak bertanya ? dan mengapa di industry makanan semuanya mengeluh , orang Kadin menegluh, daya beli Industry menurun.
Oleh karena itulah, kita perlu memperbaharui diri, membuat diri kita relevan,” kata Rhenal Kasali
Dari pengamatannya, banyak umah sakit yang didirikan hanya sekedar latah, memiliki anak dokter, dan punya uang lebih , lalu membuat Rumah sakit. Tetapi tidak tau sumber-sumber uangnya dimana. Seperti di Kamar Jenazah itu ada pendapatan, kemudian rumah duka ada pendapatan , perawatan kesehatan, dan klinikpun ada pendapatan .
“Maka dari itulah, kita ingatkan saat ini ada cara teknoligi , ada cara baru, dan jarak tidak terlalu penting untuk terus belajar dan intropeksi diri demi kemajuan sebah rumah sakit. Gelombang ketiga ini menandakan matinya jarak dan waktu , dimana orang bisa dihubungi suatu saat bisa komunikasi dan bisa berhubungan . jadi banyak cara dan stuktur biaya kita makin murah,
“itu yang perlu diingatkan bahwa rumah sakit bisa menjalankan fungsi sosilanya bila mendapatkan pendapatan . Saya melihat saat ini banyak RS yang Servive, tambah besar,” Bebernya.
Dirinya mengakui pergi ke Jember, Jawa, ada rumah sakit Faidah yang sat ini pemiliknya sudah jadi Bupati, dia memilili rumah sakit sudah tingkat Internasional ,
“Dan saya amati saat ini Siloam banyak membuka banyak cabang dimana-mana.Bahkan saya pergi kedaerah terpencil bukit tinggi Padang, Sumatra Barat ada rumah sakit Jantung . didaerah-daerah kecil rumah sakit semakin banyak . artinya, kebutuhan ini sudah mulai muncul , terutama dengan munculnya BPJS, masyarakat yang biasa berobat ke Puskesmas, saat ini lari ke rumah sakit.
“Artinya, masyarakat ini sudah nyaman, pelayanan masih kurang disebiah rumah sakit , itu adalah tanggung jawab kita bersama untuk memperbaikinya dan harus mau menerima kritik dari pasien dan masyarakat untuk kemajuan rumah sakit,” pungkasnya.
Jika ada rumah sakit yang mundur karena tidak kuat dengan permodalan, justru disitulah pemiliknya juga harus banyak memerbaiki diri dan managemennya. Pertama manusia itu semakin tua,dan itu adalah hukum alam,
“kita tidak akan selamanya sehat, sama halnya perusahaan dipimpin orangtua, dan orangtua sakit-sakitan, rumah sakit pun akan sakit-sakitan . Langkah –langkah antisapi agar sebuah Rumah sakit kuat dan sukses itu harus berani , Regeneasi, Profesionalisme, System, Governance.
Terkait Sumber Daya Manusia (SDM) juga harus diperbaiki, karena sekarang sudah berbasis teknologi , pelayanan kecepatan, dan Governance, semua harus diperbaiki. Karena teknologi berkembang terus ,
“Sebuah teknologi juga memperlukan SDM yang bersahabat. Karena teknolgi ini dibidang kedokteran bukan menghilangkan, tetapi menumbuhkan tenaga kerja.
Saya kira rumah sakit yang sehat harus ada aspek bisnisnya, tetapi kalau terlalu memikirkan bisnis, pasti akan mati sendiri, karena melanggar sumpahnya dan akhirnya menjadi komersial, dan mengabaikan pelayanan kepada pasien, dan menimbulkan maslah.” Jelas Rheynald Kasali saat mengakhiri perbincangan dengan media. (are)